Desa Yosomulyo Dari Beda Tapi Mesra Menuju Harmoni dan Kini Menjadi Desa Power Fuul dalam Festival Lintas Agama
Desa Yosomulyo kembali menjadi sorotan publik berkat kiprah dan konsistensinya dalam merawat toleransi, kebhinekaan, serta gotong royong di tengah masyarakat. Setelah sukses masuk 8 besar dalam ajang nasional desa moderasi kerukunan beragama dari 83.749 desa se Indonesia bertema “Beda Tapi Mesra”, kini desa yang terletak di Kecamatan Gambiran Banyuwangi, ini melangkah lebih jauh ke tahap berikutnya: “Harmoni”.
Dalam perjalanan menuju harmoni, warga Yosomulyo tidak hanya memupuk semangat kebersamaan antar umat beragama, tapi juga memperkuat sinergi dalam berbagai lini kehidupan sosial, ekonomi, hingga kebudayaan. Capaian ini tidak terlepas dari kepemimpinan yang inklusif dan progresif dari Kepala Desa Yosomulyo, drs.Joko Utomo Purniawan.M.Pd
“Kami di Yosomulyo meyakini bahwa perbedaan bukan penghalang untuk maju bersama. Justru keberagaman adalah kekuatan yang menyatukan,” ujar Joko Utomo.
Festival Lintas Agama Bertema "Holopis Kuntul Baris"
Puncak dari perjalanan menuju harmoni ini ditandai dengan diselenggarakannya Festival Lintas Agama Yosomulyo dengan tema "Holopis Kuntul Baris", sebuah ungkapan Jawa kuno yang berarti gotong royong total atau kerja bersama untuk tujuan mulia.
Acara yang akan diikuti oleh seluruh elemen masyarakat: tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, serta kelompok kepercayaan, termasuk anak-anak muda dari berbagai komunitas kreatif. Dalam festival ini, digelar pertunjukan budaya lintas etnis, dialog kebangsaan, kuliner nusantara, hingga ritual simbolik pemersatu antar agama. Mulai tgl 15 Juni sampai 25 Juni. Muslim tgl 18 dengan menampilkan Hadrah. Sholawatan.. berjanjen. Paduan suara dari ibu kelompok pengajian di masing masing dusun.. Budha ada lagu lagu Buddhis dan karawitan Buddhis. Kristen ada paduan suara gerejawi dan lagu rohani Jawa. Aliran kepercayaan ada Ruwatan masal dll.
“Holopis kuntul baris bukan hanya slogan, tapi sudah menjadi gerak hidup kami sehari-hari,” tambah Joko Utomo. “Kini kami ingin menjadikan Yosomulyo bukan hanya desa yang harmonis, tapi juga power full—kuat dalam iman, kuat dalam kebersamaan, dan kuat dalam pembangunan.” dan meningkatkan dari Laku Ritualitas menjadi Laku Spiritualitas.
Menuju Desa Percontohan Nasional
Dengan berbagai inisiatif dan capaian luar biasa ini, Desa Yosomulyo kini bersiap menuju status sebagai Desa Percontohan Nasional dalam Moderasi Beragama dan Kehidupan Berbasis Harmoni. Keberhasilan ini adalah bukti bahwa dengan visi bersama, kolaborasi lintas agama, dan semangat gotong royong, desa bisa menjadi pusat transformasi sosial yang berdaya dan berbudaya. ( Ikhsan suryadi )